IT House 22/0 berita, dalam masyarakat modern, orang sering menyembunyikan perasaan mereka yang sebenarnya saat mengekspresikan emosi, meskipun perilaku ini umum, tetapi penindasan emosi jangka panjang dapat menyebabkan masalah psikologis yang serius, seperti kecemasan atau serangan panik. Untuk membantu para profesional medis mengidentifikasi emosi sejati dengan lebih baik, tim peneliti yang dipimpin oleh Penn State University telah mengembangkan perangkat yang dapat diregangkan, dapat diisi ulang, seperti tambalan yang dapat mendeteksi emosi sejati dengan mengukur sinyal fisiologis seperti suhu kulit dan detak jantung, bahkan jika pengguna berpura-pura tidak bersalah.
Tim peneliti baru-baru ini menerbitkan sebuah penelitian di jurnal Nano Letters yang menampilkan tambalan yang dapat dikenakan, yang mampu secara akurat melacak beberapa sinyal emosional pada saat yang bersamaan. Mengandalkan ekspresi wajah hanya untuk memahami emosi bisa menyesatkan,Karena orang sering tidak menunjukkan perasaan mereka yang sebenarnya dengan jelas。 Hasilnya, perangkat ini menggabungkan analisis ekspresi wajah dan sinyal fisiologis penting lainnya yang pada akhirnya akan berkontribusi pada pemantauan dan dukungan kesehatan mental yang lebih baik.
Menurut IT House,Tambalan seperti stiker dapat melacak beberapa respons fisiologis yang terkait dengan keadaan emosional, seperti suhu kulit, kelembaban, detak jantung, dan kadar oksigen darah。 Sensor perangkat dirancang untuk bekerja secara independen, meminimalkan interferensi antara pengukuran yang berbeda. Dengan menggabungkan analisis sinyal fisiologis dan data ekspresi wajah, perangkat ini dapat membedakan dengan lebih baik antara emosi nyata dan emosi terselubung. Ini juga secara nirkabel mentransmisikan data pengukuran real-time ke perangkat seluler dan cloud, memungkinkan dokter untuk menilai kondisi pasien dengan lebih baik dari jarak jauh. Perangkat hanya merekam sinyal dan tidak merekam informasi pribadi, sehingga melindungi privasi individu dengan desain.
Teknologi ini memiliki potensi untuk membantu orang-orang yang berjuang dengan kesehatan mental mereka, tetapi mungkin tidak sepenuhnya jujur tentang perjuangan mereka dengan orang lain atau bahkan diri mereka sendiri. Selain itu, data yang dikumpulkan juga dapat membantu menjembatani perbedaan budaya atau sosial yang mungkin bermanifestasi sebagai seseorang yang lebih pendiam atau lebih ekstrovert di depan profesional medis. Dengan melacak sinyal-sinyal ini,Dimungkinkan untuk mendeteksi perkembangan masalah seperti kecemasan atau depresi lebih awal.
Para peneliti membuat perangkat seukuran perban yang dapat diregangkan dengan melipat dan memotong lapisan tipis logam fleksibel, seperti platinum dan emas, menjadi bentuk bergelombang, desain yang mempertahankan sensitivitas bahkan ketika diregangkan atau dipelintir. Mereka juga menggunakan lapisan bahan yang mengubah aliran arus listrik dengan suhu, dan membangun tabung berongga yang terbuat dari atom karbon untuk menyerap kelembaban dan melacak tingkat kelembaban. Selain itu, beberapa sensor dirancang dan ditempatkan pada perangkat untuk menghindari gangguan satu sama lain. Misalnya, para peneliti menempatkan lapisan bahan kaku di bawah sensor suhu dan kelembaban untuk melindunginya dari efek peregangan yang dialami oleh sensor ekspresi wajah. Para peneliti juga menggunakan lapisan tahan air untuk melindungi sensor suhu dan regangan dari kelembaban.
Selanjutnya, tim peneliti melatih model kecerdasan buatan (AI) untuk mengenali dan memahami tanda-tanda kinerja dan emosi manusia yang nyata. Para peneliti merekrut delapan peserta, yang merupakan ukuran sampel umum untuk studi percontohan, dan meminta mereka untuk memerankan enam ekspresi wajah umum: bahagia, terkejut, takut, sedih, marah, dan jijik. Peserta melakukan 100 kali setiap ekspresi emosional, sementara perangkat melacak gerakan mereka. Para peneliti kemudian memasukkan data ini ke dalam model AI, yang melatihnya untuk mengasosiasikan tindakan wajah tertentu dengan emosi yang berbeda. Setelah itu, mereka merekrut tiga peserta tambahan untuk mengevaluasi lebih lanjut kemampuan model.Model ini mencapai akurasi 28,0% dalam mengklasifikasikan ekspresi wajah untuk pertunjukan.
Ketika datang untuk melacak emosi nyata, para peneliti menguji kemampuan perangkat untuk melacak respons mental saat peserta menonton klip video yang dirancang untuk menimbulkan emosi.Perangkat mengenali emosi dengan benar dengan akurasi 83,0%, sensor menegaskan bahwa respons psikologis konsisten dengan hubungan yang diketahui antara emosi dan respons psikologis, seperti peningkatan suhu kulit dan detak jantung dengan adanya kejutan dan kemarahan.
Perlu disebutkan bahwa perangkat ini mampu mentransmisikan data secara nirkabel, yang berarti bahwa profesional medis dapat memantau individu dari jarak jauh dan memberikan dukungan emosional tepat waktu melalui telemedicine. Perangkat ini juga membuka pintu ke sistem berbasis kecerdasan buatan (AI) lainnya untuk diagnosis dan pengobatan penyakit, bukan hanya pengenalan emosi, dan teknologi ini mungkin memiliki potensi untuk membantu dokter lebih memahami kondisi fisik dan mental pasien nonverbal, lebih akurat mengidentifikasi gejala perilaku dan psikologis demensia, dan mengidentifikasi kondisi seperti overdosis opioid. Selain itu, teknologi ini bahkan dapat digunakan di masa depan untuk pemantauan luka kronis dan manajemen penyakit, serta untuk melacak perkembangan penyakit neurodegeneratif dan kinerja atlet.