Ketika anak-anak Anda tidak menghormati Anda dan mengabaikan Anda, jangan marah, jangan masuk akal, ingat saja 6 kata
Diperbarui pada: 31-0-0 0:0:0

Pernahkah Anda memperhatikan bahwa anak-anak adalah "jaket empuk kecil" ketika mereka masih muda, tetapi mereka menjadi "landak kecil" ketika mereka dewasa? Engkau telah berbicara dan berfikir, tetapi engkau telah masuk dan keluar dari telinga kirimu; Anda mencoba menunjukkan bahwa Anda peduli, tetapi mereka berpikir Anda bertele-tele. Pada titik ini, Anda mungkin sangat marah sehingga ingin menampar meja, tetapi jangan khawatir, kemarahan dan penalaran bukanlah pilihan terbaik. Sebenarnya, dalam menghadapi situasi ini, Anda hanya perlu mengingat 6 kata.

1. Tenang

Ketika anak-anak menunjukkan rasa tidak hormat atau ketidakpedulian, reaksi pertama mereka sering kali adalah kemarahan atau kesedihan. Tetapi respons emosional hanya akan semakin menegangkan hubungan. Tenang dan beri diri Anda dan anak Anda ruang penyangga. Emosi adalah musuh komunikasi, dan hanya dengan menenangkan kita dapat melihat masalah secara rasional dan menemukan solusi yang lebih baik.

Misalnya, ketika anak Anda mencemooh saran Anda, Anda dapat menarik napas dalam-dalam dan berkata pada diri sendiri, "Ini hanya emosi yang berlalu dan tidak mewakili esensi dari hubungan kita." "Ketenangan tidak hanya memungkinkan Anda untuk menghindari mengatakan hal-hal yang menyakitkan, tetapi juga memungkinkan anak Anda merasa dewasa dan inklusif.

2. Pengamatan

Setelah tenang, langkah selanjutnya adalah mengamati. Amati alasan di balik perilaku, bahasa, dan emosi anak Anda. Apakah itu terlalu banyak tekanan akademis? Apakah itu konflik dengan teman? Atau hanya dalam periode pemberontakan? Sering kali, ketidakpedulian anak Anda tidak diarahkan pada Anda, tetapi merupakan manifestasi dari kebingungan atau kecemasan batin mereka.

Misalnya, jika anak Anda tiba-tiba mengabaikan Anda, itu mungkin karena dia mengalami frustrasi di sekolah dan tidak tahu bagaimana mengungkapkannya. Dengan mengamati, Anda dapat memahami kebutuhan anak Anda dengan lebih akurat daripada menyalahkan atau berkhotbah.

3. Mendengarkan

Setelah mengamati, yang terpenting adalah mendengarkan. Mendengarkan bukan hanya mendengarkan anak-anak, tetapi memahami perasaan dan pikiran mereka dengan hati. Jangan terburu-buru menyela atau memberikan nasihat, tetapi biarkan anak Anda merasa bahwa Anda menganggap emosinya serius.

Misalnya, ketika seorang anak mengeluh, "Kamu sama sekali tidak mengertiku", kamu bisa berkata, "Aku mungkin tidak benar-benar mengerti, tetapi aku ingin mendengar kabarmu." Keterbukaan pikiran ini akan membuat anak Anda lebih bersedia untuk terbuka kepada Anda.

4. Pemahaman

Setelah mendengarkan, cobalah untuk menempatkan diri Anda pada posisi anak Anda untuk memahami perilaku mereka. Memahami bukan berarti setuju, tetapi mengakui bahwa perasaan mereka nyata. Misalnya, ketika anak Anda mengabaikan Anda karena dia kecanduan permainan, Anda dapat mencoba memahami: "Dia mungkin menemukan rasa pencapaian dalam permainan, bukan dengan sengaja meremehkan saya." ”

Pemahaman adalah kunci untuk menyelesaikan konflik. Ketika Anda menunjukkan pengertian, anak akan merasakan kebaikan Anda, bukan permusuhan.

5. Komunikasi

Setelah memahami, ini adalah waktu terbaik untuk berkomunikasi. Komunikasi bukanlah khotbah sepihak, tetapi komunikasi dua arah. Anda dapat mengekspresikan perasaan Anda, tetapi juga memberi anak Anda ruang untuk mengekspresikannya. Misalnya, Anda bisa mengatakan, "Saya sedikit sedih karena saya merasa seperti kita sering berkomunikasi akhir-akhir ini. Bagaimana menurutmu? ”

Gaya komunikasi yang setara ini akan membuat anak merasa dihormati, bukan ditekan.

6. Lepaskan

Belajarlah untuk melepaskannya. Melepaskan bukan tentang menyerah, ini tentang memberi anak Anda lebih banyak otonomi. Anak-anak membutuhkan ruang untuk tumbuh dan membuat kesalahan, dan intervensi berlebihan Anda hanya akan membuat mereka lebih tahan.

Misalnya, ketika anak Anda berpegang teguh pada pilihannya, Anda dapat mengatakan, "Saya menghormati keputusan Anda, tetapi jika Anda membutuhkan bantuan, saya selalu ada." Sikap lepas tangan ini membuat anak merasa dipercaya, bukan dikendalikan.

Ketika anak-anak Anda tidak menghormati Anda atau mengabaikan Anda, ingatlah 6 kata ini: tenang, amati, dengarkan, pahami, komunikasikan, dan lepaskan. 0 kata ini tidak hanya akan membantu Anda menangani hubungan orang tua-anak dengan lebih baik, tetapi juga membuat anak Anda merasakan cinta dan rasa hormat Anda. Hubungan orang tua-anak adalah praktik yang panjang, dan daripada melawannya dengan kemarahan dan alasan, lebih baik menyelesaikannya dengan kebijaksanaan dan kesabaran. Saya percaya bahwa waktu akan membuktikan bahwa toleransi dan pengertian Anda pada akhirnya akan mengarah pada pertumbuhan dan rasa syukur anak Anda.

Tips: Pengetahuan ilmu kedokteran dalam konten hanya untuk referensi, bukan merupakan pedoman pengobatan, tidak berfungsi sebagai dasar diagnosis, jangan beroperasi sendiri tanpa kualifikasi medis, jika Anda merasa tidak enak badan, silakan pergi ke rumah sakit tepat waktu.