Beberapa orang hanya memikirkan diri mereka sendiri saat memesan makanan, dan sama sekali mengabaikan preferensi orang lain. Misalnya, saat makan malam, orang tipe ini akan memilih hidangan sesuai dengan selera pribadinya, dan bahkan membalikkan meja untuk memudahkan mereka ketika orang lain menyajikan hidangan. Perilaku ini tidak hanya tidak sopan, tetapi juga menunjukkan ketidakpedulian dan rasa tidak hormat terhadap orang lain. Orang-orang seperti itu dapat diperlakukan secara berbeda sesuai dengan status orang lain, mengambil keuntungan dari yang kuat dan membenci yang lemah, mereka biasanya egois dan egois, dan hubungan mereka dengan mereka pada akhirnya dapat dimanfaatkan.
Ada juga orang yang memperlakukan pelayan di restoran dengan buruk, berteriak dan minum, tanpa rasa hormat sama sekali. Orang yang benar-benar berbudaya harus menjaga kesopanan dan rasa hormat dasar terhadap siapa pun yang dia hadapi, karena mereka memahami bahwa setiap orang setara dan tidak ada perbedaan antara profesi tinggi dan rendah. Mereka yang mendikte kepada pelayan di meja seringkali sombong, menyanjung mereka yang lebih kuat dari diri mereka sendiri, dan sombong dan kasar kepada yang lemah.
Kategori terakhir adalah orang yang tidak pernah berinisiatif untuk check out setelah makan, dan selalu berusaha menghindari pembayaran atau memanfaatkan keuntungan kecil. Dalam komunikasi interpersonal, perilaku semacam ini tampaknya tidak tulus, dan mudah untuk ceroboh karena hal-hal kecil. Bergaul dengan mereka bisa melelahkan karena Anda tidak dapat memprediksi apakah mereka akan mengkhianati Anda untuk keuntungan kecil. Oleh karena itu, kebiasaan di meja makan ini dapat mengungkapkan ciri-ciri karakter seseorang. Saat bertemu dengan orang seperti itu, seseorang harus waspada dan menilai secara rasional agar tidak menimbulkan masalah bagi diri sendiri. Bagaimanapun, ketulusan, rasa hormat, dan tanggung jawab adalah dasar dari hubungan yang langgeng.